Kamis, 19 Juli 2012

MAKALAH AGRESI



KATA PENGANTAR

         Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kehadirat allah SWT, tuhan yang maha esa telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat di selesaikan.
        Tugas ini di susun untuk di ajukan sebagai tugas mata pelajaran Psikologi sosial dengan judul “agresi”
         Tiada gading yang tak retak, maka dari itu penulis menyadari bahwa di dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan karena keterbatasan data dan pengetahuan penulis serta waktu yang ada. Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari kalangan pembimbing untuk kesempurnaan makalah ini.
         Dan penilis berharap melalui makalah ini dapat memberikan insfirasi bagi rekan-rekan untuk lebih giat belajar dan mengukir prestasi. Terlepas dari semua itu,  ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah.
          Akhir kata penulis berharap makalah yang sederhana ini dapat membawa manfaat besar bagi pembacanya. Amin...

Bandung, 20 April 2012


                                                                                                                                 Penyusun
  


  

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTER ISI............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang.............................................................................................. 1
B.     Rumusan masalah......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Definisi agresi........................................................................................ 2
B.     Jenis-jenis agresi..................................................................................... 2
C.     Tipe-tipe agresi....................................................................................... 2
D.    Teori-teori agresi.................................................................................... 4
E.     Bentuk agresi......................................................................................... 5
F.      Pemcahan masalah................................................................................. 6
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan............................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 9






BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang

Berkowitz (1993), salah seorang yang di nilai paling kompeten dalam studi tentang agresi, membedakan agresi sebagai tingkah laku, bagaimana diindikasikan oleh baron, dengan agresi sebagai emosi yang bisa mengarah kepada tindakan agresif. Meskipun semakin banyak peneliti memakai definisi sebagaimana yang ia kemukakan, bukan berarti definisi ini diterima secara universal. Bahkan istilah agresi saat ini mempunyai bermacam-macam arti, baik dalam bidang ilmu pengetahuan maupun dalam pembicaraan sehari-hari. Karena itu menurut berkowitz, kita tidak bisa selalu yakin dengan apa ynag di maksudkan ketika seseorang disebut agresif atau sutu tindakan disebut kekerasan. Kamus tidaklah selalu membantu. Hal ini cukup beralasan, sebab, menurut berkowitz, beberapa yang sudah ia lihat menyatakan bahwa agresi berarti pelanggaran hak asasi orang lain dan tindakan atau cara yang menyakitkan, juga prilaku yang memeksakan kehendak. Satu sama lain tampaknya jauh berbeda, tetapi dalam bahasa inggris semuanya di sebut agresi. Psikiater dan mahasiswa jurusan prilaku  binatang pun tidak lebih akurat di banding kamus, mereka juga mempunyai pengertian sendiri ketika memakai istilah agresi. Selain itu, ternyata prilaku agresif itu banyak ragamnya. Yang lebih membuat rumut adalah bahwa satu prilaku yang sama.

B.     Rumusan masalah
               Untuk membicarakan agresi mengingat materinya sangat luas dan mengingat waktunya yang terbatas maka perkenankan kami dalam makalah ini hanya akan menyampaikan pokok-pokok permasalahannya yang meliputi:
1.      Definisi agresi
2.      Jenis-jenis agresi
3.      Tipe-tipe agresi
4.      Teori-teori agresi
5.      Bentuk agresi
6.      Pemcahan masalah

BAB II
PEMBAHASAN
A.     Definisi Agresi
       Agresi adalah perilaku fisik maupun verbal yang diniatkan untuk melukai objek sasaran agresi.Sebuah perilaku dapat dikategorikan sebagai perilaku agresi jika terdapat niat dan harapanuntuk menyakiti atau merusak objek agresi serta adanya keinginan objek agresi untuk menghindari agresi yang ditujukan kepadanya.Agresi seringkali berhubungan erat dengan marah.Ketika seseorang marah, biasanya ada perasaan ingin menyerang, meninju, menghancurkan atau melempar sesuatu dan biasanya timbul pikiran yang kejam.Bila hal-hal tersebut disalurkan maka terjadilah perilaku agresi.

B.      Jenis-Jenis Agresi
       Karena agresi banyak macamnya, sementara dampaknya dapat sangat serius pada korban,kita perlu membedakan berbagai jenisagresi sehingga kita dapat membedakan perilaku agresif manayang merugikan, mana yang kurang merugikan, dan bahkan yang justru diperlukan oleh masyarakat. Jadi, agresi tidak selaluberdampak negatif.
 
Secara umu Myers (1996) membagi agresi dalam dua jenis, yaitu
1.      Agresi rasa benci atau agresi emosi (hostile aggression) dan
2.      agresi sebagai sarana untuk mencapai tujuan lain (instrumentalaggression).

C.     Tipe-Tipe Agresi
Daerah kekuasaannya dari ancaman atau gangguan spesiesnya sendiri. Agresi pertahanan ini disebut juga agresi teritorial.

a.       Agresi Instrumental (Instrumental Aggression) Agresi instrumental adalah agresi yang   dilakukan oleh organisme atau individu sebagai alat atau cara untuk mencapaitujuan tertentu.

b. Agresi Benci (Hostile Aggression) Agresi benci adalah agresi yang dilakukan semata-matasebagai pelampiasan keinginan untuk melukai atau menyakiti,atau agresi tanpa tujuan selain untuk menimbulkan efek kerusakan, kesakitan atau kematian pada sasaran atau korban.

            Menurut Moyer (dalam Koeswara,1988) tipe-tipe agresi, yaitu :
a.      Agresi Predatori
      Agresi yang dibangkitkan oleh kehadiran objek alamiah(mangsa). Biasanya terdapat pada organisme atau spesies hewan yang menjadikan hewan dari spesies lain sebagai mangsanya
b.       Agresi antar jantan
      Agresi yang secara tipikal dibangkitkan oleh kehadiran sesama jantan pada suatu spesies.
c.       Agresi ketakutan
      Agresi yang dibangkitkan oleh tertutupnya kesempatan untuk menghindar dari ancaman.
d.      Agresi tersinggung
      Agresi yang dibangkitkan oleh perasaan tersinggung atau kemarahan, respon menyerang muncul terhadap stimulus yang luas (tanpa memilih sasaran), baik berupa objek-objek hidup maupun objek-objek mati.
e.       Agresi Pertahanan
      Agresi yang dilakukan oleh organisme dalam rangka mempertahankan melindungi anak-anaknya dari berbagai ancaman.
f.       Agresi Materal
      Agresi yang spesifik pada spesies atau organisme betina (induk) yang dilakukan dalam upaya melindungi anak-anaknya dari berbagai ancaman.
g.      Agresi Instrumental
      Agresi yang dipelajari, diperkuat (reinforced) dan dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

D.   Teori-teori tentang agresi
                  Sama halnya dengan pembicaraan dalam bab-bab terdahulu, teori tentang agresi juga terbagi dalam beberapa kelompok, yaitu kelompok teori bawaan atau bakat, teori Environmentalis atau teori lingkungan, dan teori kognitif.

1.      Teori Bawaan
                          Teori bakat atau bawaan terdiri atas teori Psikoanalisis dan teori Biologi.
2.      Teori Naluri
            Freud dalam teori psikoanalis klasiknya mengemukakan bahwa agresi adalah satu dari dua  naluri dasar manusia. Naluri agresi atau tanatos ini merupakan pasangan dari naluri seksual atau eros. Jika naluri seks berfungsi untuk melanjutkan keturunan, naluri agresi berfungsi mempertahankan jenis. Kedua naluri tersebut berada dalam alam ketidaksadaran, khususnya pada bagian dari kepribadian yang disebut Id yang pada prinsipnya.
3.      Teori Biologi
             Teori biologi mencoba menjelaskan prilaku agresif, baik dari proses faal maupun teori genetika (ilmu keturunan). Yang mengajukan proses faal antara lain adalah Moyer (1976) yangberpendapat bahwa perilaku agresif ditentukan oleh proses tertentu yang terjadi di otak dan susunan syaraf pusat. Demikian pula hormon laki-laki (testoteron) dipercaya sebagaipembawa sifat agresif. Menurut tim American Psychological Association (1993), kenakalanremaja lebih banyak terdapatpada remaja pria, karena jumlah testosteron menurutn sejak 25 tahun.
4.      Teori Lingkunga
            Inti dari teori lingkungan ini adalah bahwa perilaku agresi merupakan reaksi terhadap peristiwa atau stimulasi yang terjadi di lingkungan.
5.      Teori Frustasi-Agresi Klasik
            Teori yang dikemukakan oleh Dollard dkk. (1939) dan Miller (1941) ini intinya berpendapat bahwa agresi dipicu oleh frustasi. Frustasi itu sendiri artinya adalah hambatan terhadap pencapaian suatu tujuan.
6.      Teori Frustasi – Agresi Baru
            Dalam perkembangannya kemudian terjadi beberapa modifikasi terhadap teori Frustasi Agresi yang klasik. Salah satu modifikasi adalah dari Burnstein & Worchel (1962) yang membedakan antara frustasi dengan iritasi
7.      Teori belajar Sosial
            Teori lain tentang agresi dalam lingkungan adalah teori belajar sosial. Berbeda dari teori bawaan dan teori frustasi-agresi yang menekankan faktor-faktor dorongan dari dalam, teori belajar sosial lebih memperhatikan faktor tarikan dari luar
8.       Teori kongnisi
            Kategorisasi diri seperti yang dikemukakan oleh Kawakami & Dion (1995) dan sudah diuraikan pada bagian tentang deprivasi relative ini merupakan penjelasan juga dari teori kognisi. Sebagaimana telah diuraikan pada teori kognisi yang berintikan pada proses yang terjadi pada kesadaran dalam membuat penggolongan (kategorisasi), pemberian sifat-sifat (atribusi), penilaian, dan pembuat keputusan.


A.   Bentuk Agresi
  Menurut Buss (dalam Pas) perilaku agresi bisa berupa verbal dan fisik, aktif dan pasif, langsung dan tidak langsung.Perbedaan antara verbal dan fisik adalah antara menyakiti secara fisik dan menyerang dengan kata-kata; aktif atau pasif membedakan antara tindakan yang terlihat dengan kegagalan dalam bertindak; perilaku agresi langsung berarti melakukan kontak langsung dengan korban yang diserang, sedangkan perilaku agresi tidak langsung dilakukan tanpa adanya kontak langsung dengan korban.
Bentuk Agresi
Contoh
Fisik, aktif, langsung
Menikam, memukul, atau menembak orang lain
Fisik, aktif, tak langsung
Membuat perangkap untuk orang lain, menyewa seorang pembunuh untuk membunuh.
Fisik, pasif, langsung
Secara fisik mencegah orang lain memperoleh tujuan atau tindakan yang diinginkan (seperti aksi duduk dalam demonstrasi)
Fisik, pasif, tak langsung
Menolak melakukan tugas-tugas yang seharusnya
Verbal, aktif, langsung
Menghina orang lain
Verbal, aktif, tak langsung
Menyebarkan gossip atau rumor jahat tentang orang lain
Verbal, pasif, langsung
Menolak berbicara kepada orang lain, menolak menjawab pertanyaan, dll
Verbal, pasif, tak langsung
Tidak mau membuat komentar verbal (misal:menolak berbicara ke orang yang menyerang
dirinya bila dia dikritik secara tidak fair)

B.      Pemecahan Masalah
         Kasus Harris dan Klebold merupakan perilaku agresi yang menjadi salah satu masalah sosial yang cukup serius yang harus segera dipecahkan.Terdapat beberapa strategi untuk mengendalikan dan mengurangi perilaku agresi. Strategi-strategi tersebut adalah:
1.      Hukuman
  Menurut kaum behaviorisme, hukuman dapat dipakai untuk mengurangi perilaku yang tidak diharapkan, yang dalam hal ini adalah perilaku agresi. Namun agar dapat efektif mengurangi suatu tingkah laku, hukuman harus memenuhi tiga syarat: (1) diberikan sesegera mungkin setelah perilaku yang ingin dikurangi muncul, (2) setimpal dengan perilaku yang muncul, (3) diberikan setiap kali perilaku yang ingin dikurangi timbul.
2.      Katarsis
Katarsismerupakanpelepasan ketegangan dan kecemasan dengan jalan melampiaskannya dalam dunia nyata. Teori katarsis menyatakan bahwa pemberian kesempatan kepada individu yang memiliki kecenderungan pemarah untuk berperilaku keras (dalam aktivitas katarsis), tapi dalam cara yang tidak merugikan, akan mengurangi tingkat rangsang emosional dan tendensi untuk melakukan perilaku agresi. Sedikit bertentangan dengan teori katarsis, Baron dan Byrne (dalam Hanurawan, 2004) menyatakan bahwa katarsis bukanlah merupakan instrumen yang efektif untuk mengurangi agresi yang bersifat terbuka. Penelitian Robert Arms dan kawan-kawan melaporkan bahwa penonton sepak bola gaya Amerika, gulat, dan hoki ternyata malah semakin menunjukkan sifat kekerasan setelah menonton pertandingan olah raga itu dibanding sebelum menonton.
  Pada konteks katarsis itu, partisipasi individu dalam aktivitas katarsis non agresi ternyata hanya memiliki pengaruh yang bersifat sementara terhadap rangsang emosional dan tendensi berperilaku agresi dalam dirinya. Setelah melewati jangka waktu tertentu, rangsang dan tendensi itu kemudian akan muncul kembali apabila individu itu bertemu atau berpikir tentang orang yang sebelumnya menyebabkan dirinya marah.
3.      Pengenalan Terhadap Model Non Agresif
   Menurut teori belajar sosial Albert Bandura, pengenalan terhadap model non agresif dapat mengurangi dan mengendalikan perilaku agresi individu. Dalam penelitian Baron pada tahun 1972 (dalam Hanurawan, 2004) dan penelitian Donnerstein dan Donnerstein pada tahun 1976 (dalam Hanurawan, 2004) ditemukan bahwa individu yang mengamati perilaku model non agresif menunjukkan tingkat agresi yang lebih rendah daripada individu yang tidak mengamati perilaku model non agresif.
4.      Pelatihan Ketrampilan Sosial
   Pelatihan ketrampilan sosial dapat mengurangi timbulnya perilaku agresi. Pelatihan ketrampilan ini dimaksudkan untuk mengurangi frustrasi yang timbul akibat ketidakmampuan dalam mengekspresikan dan mengomunikasikan keinginan kepada orang lain, gaya bicara yang kaku, dan kurang sensitif terhadap simbol-simbol emosional orang lain.


BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
a.    Agresi adalah tingkah laku individu ang di tunjukan untuk melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut
b.  Dengan agresi sebagai emosi yang bisa mengarah kepada tindakan-tindakan agresif, berkowitz  membedakan agresi dalam dua macam, yakni agresi instruresi di bagi dalam mental dan agresi benci.
c.     Teori-teori tentang agresi di bagi dalam dua kategori utama yaitu teori-teori yang berpandangan bahwa agresi bersifat naluriah atau merupakan kodrat bawaan manusia.
d.   Mengendalikan emosi itu penting. Hal ini didasarkan atas kenyataan bahwa emosi mempunyai kemampuan untuk mengomunikasikan diri kepada orang lain.
e.       Pada dasarnya, emosi bukan sekedar suatu reaksi umum, namun merupakan reaksi spesifik pula.
f.       Fenomena peningkatan tingkah laku delinkuen sebagai akibat perang pada masyarakat.
g.      Manusia bersifat damai hanya terdapat manusia lain dalam kelompok kecinya saja, misalnya terhadap sesama anggota clan. Sebaliknya manusia memusuhi orang-orang dari luar kelompoknya dan ingin menghancurkan mereka untuk mempertahankan eksistensi kelompoknya sendiri.


DAFTAR PUSTAKA

      Psikologi umum, Drs.alex sobur, M.Si, Pustaka setia bandung, 2003.
      Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
 Moyer, KE. 1968. Kinds of aggression and their physiological basis. Communications in Behavioral Biology2A:65-87.