KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kita
panjatkan kehadirat allah SWT, tuhan yang maha esa telah memberikan rahmat
serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat di selesaikan.
Tugas ini di susun untuk di ajukan
sebagai tugas mata pelajaran Psikologi sosial dengan judul “agresi”
Tiada gading yang tak retak, maka dari
itu penulis menyadari bahwa di dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan
ketidaksempurnaan karena keterbatasan data dan pengetahuan penulis serta waktu
yang ada. Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari kalangan pembimbing untuk kesempurnaan makalah ini.
Dan penilis berharap melalui makalah
ini dapat memberikan insfirasi bagi rekan-rekan untuk lebih giat belajar dan
mengukir prestasi. Terlepas dari semua itu,
ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian
makalah.
Akhir kata penulis berharap makalah
yang sederhana ini dapat membawa manfaat besar bagi pembacanya. Amin...
Bandung, 20 April 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTER ISI............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan
masalah......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Definisi agresi........................................................................................ 2
B.
Jenis-jenis agresi..................................................................................... 2
C.
Tipe-tipe agresi....................................................................................... 2
D.
Teori-teori agresi.................................................................................... 4
E.
Bentuk agresi......................................................................................... 5
F.
Pemcahan masalah................................................................................. 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 9
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Berkowitz
(1993), salah seorang yang di nilai paling kompeten dalam studi tentang agresi,
membedakan agresi sebagai tingkah laku, bagaimana diindikasikan oleh baron,
dengan agresi sebagai emosi yang bisa mengarah kepada tindakan agresif.
Meskipun semakin banyak peneliti memakai definisi sebagaimana yang ia
kemukakan, bukan berarti definisi ini diterima secara universal. Bahkan istilah
agresi saat ini mempunyai bermacam-macam arti, baik dalam bidang ilmu
pengetahuan maupun dalam pembicaraan sehari-hari. Karena itu menurut berkowitz,
kita tidak bisa selalu yakin dengan apa ynag di maksudkan ketika seseorang
disebut agresif atau sutu tindakan disebut kekerasan. Kamus tidaklah selalu
membantu. Hal ini cukup beralasan, sebab, menurut berkowitz, beberapa yang
sudah ia lihat menyatakan bahwa agresi berarti pelanggaran hak asasi orang lain
dan tindakan atau cara yang menyakitkan, juga prilaku yang memeksakan kehendak.
Satu sama lain tampaknya jauh berbeda, tetapi dalam bahasa inggris semuanya di
sebut agresi. Psikiater dan mahasiswa jurusan prilaku binatang pun tidak lebih akurat di banding
kamus, mereka juga mempunyai pengertian sendiri ketika memakai istilah agresi.
Selain itu, ternyata prilaku agresif itu banyak ragamnya. Yang lebih membuat
rumut adalah bahwa satu prilaku yang sama.
B.
Rumusan
masalah
Untuk membicarakan agresi
mengingat materinya sangat luas dan mengingat waktunya yang terbatas maka
perkenankan kami dalam makalah ini hanya akan menyampaikan pokok-pokok
permasalahannya yang meliputi:
1. Definisi
agresi
2. Jenis-jenis
agresi
3. Tipe-tipe
agresi
4. Teori-teori
agresi
5. Bentuk
agresi
6. Pemcahan
masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Agresi
Agresi
adalah perilaku fisik maupun verbal yang diniatkan untuk melukai objek sasaran
agresi.Sebuah perilaku dapat dikategorikan sebagai perilaku agresi jika
terdapat niat dan harapanuntuk menyakiti atau merusak objek agresi serta adanya
keinginan objek agresi untuk menghindari agresi yang ditujukan kepadanya.Agresi
seringkali berhubungan erat dengan marah.Ketika seseorang marah, biasanya ada
perasaan ingin menyerang, meninju, menghancurkan atau melempar sesuatu dan
biasanya timbul pikiran yang kejam.Bila hal-hal tersebut disalurkan maka
terjadilah perilaku agresi.
B.
Jenis-Jenis Agresi
Karena agresi banyak macamnya, sementara dampaknya dapat sangat serius
pada korban,kita perlu membedakan berbagai jenisagresi sehingga kita dapat
membedakan perilaku agresif manayang merugikan, mana yang kurang merugikan, dan
bahkan yang justru diperlukan oleh masyarakat. Jadi, agresi tidak
selaluberdampak negatif.
Secara umu Myers (1996) membagi agresi
dalam dua jenis, yaitu
1.
Agresi
rasa benci atau agresi emosi (hostile aggression) dan
2.
agresi sebagai sarana
untuk mencapai tujuan lain (instrumentalaggression).
C.
Tipe-Tipe Agresi
Daerah kekuasaannya dari ancaman atau
gangguan spesiesnya sendiri. Agresi pertahanan ini disebut juga agresi
teritorial.
a. Agresi
Instrumental (Instrumental Aggression) Agresi instrumental adalah agresi
yang dilakukan oleh organisme atau
individu sebagai alat atau cara untuk mencapaitujuan tertentu.
b. Agresi Benci (Hostile Aggression)
Agresi benci adalah agresi yang dilakukan semata-matasebagai pelampiasan
keinginan untuk melukai atau menyakiti,atau agresi tanpa tujuan selain untuk
menimbulkan efek kerusakan, kesakitan atau kematian pada sasaran atau korban.
Menurut Moyer (dalam Koeswara,1988)
tipe-tipe agresi, yaitu :
a. Agresi Predatori
Agresi yang
dibangkitkan oleh kehadiran objek alamiah(mangsa). Biasanya terdapat pada
organisme atau spesies hewan yang menjadikan hewan dari spesies lain sebagai
mangsanya
b.
Agresi antar jantan
Agresi
yang secara tipikal dibangkitkan oleh kehadiran sesama jantan pada suatu
spesies.
c. Agresi ketakutan
Agresi yang
dibangkitkan oleh tertutupnya kesempatan untuk menghindar dari ancaman.
d. Agresi tersinggung
Agresi yang
dibangkitkan oleh perasaan tersinggung atau kemarahan, respon menyerang muncul
terhadap stimulus yang luas (tanpa memilih sasaran), baik berupa objek-objek
hidup maupun
objek-objek mati.
e. Agresi Pertahanan
Agresi yang
dilakukan oleh organisme dalam rangka mempertahankan melindungi anak-anaknya
dari berbagai ancaman.
f. Agresi Materal
Agresi yang
spesifik pada spesies atau organisme betina (induk) yang dilakukan dalam upaya
melindungi anak-anaknya dari berbagai ancaman.
g. Agresi Instrumental
Agresi yang
dipelajari, diperkuat (reinforced) dan dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu.
D. Teori-teori
tentang agresi
Sama
halnya dengan pembicaraan dalam bab-bab terdahulu, teori tentang agresi juga
terbagi dalam beberapa kelompok, yaitu kelompok teori bawaan atau bakat, teori Environmentalis
atau teori lingkungan, dan teori kognitif.
1. Teori
Bawaan
Teori bakat atau bawaan terdiri atas teori
Psikoanalisis dan teori Biologi.
2. Teori
Naluri
Freud
dalam teori psikoanalis klasiknya mengemukakan bahwa agresi adalah satu dari
dua naluri dasar manusia. Naluri agresi
atau tanatos ini merupakan pasangan dari naluri seksual atau eros.
Jika naluri seks berfungsi untuk melanjutkan keturunan, naluri agresi berfungsi
mempertahankan jenis. Kedua naluri tersebut berada dalam alam ketidaksadaran,
khususnya pada bagian dari kepribadian yang disebut Id yang pada
prinsipnya.
3. Teori
Biologi
Teori biologi mencoba menjelaskan prilaku
agresif, baik dari proses faal maupun teori genetika (ilmu keturunan). Yang
mengajukan proses faal antara lain adalah Moyer (1976) yangberpendapat bahwa
perilaku agresif ditentukan oleh proses tertentu yang terjadi di otak dan
susunan syaraf pusat. Demikian pula hormon laki-laki (testoteron) dipercaya
sebagaipembawa sifat agresif. Menurut tim American Psychological Association
(1993), kenakalanremaja lebih banyak terdapatpada remaja pria, karena
jumlah testosteron menurutn sejak 25 tahun.
4. Teori
Lingkunga
Inti dari teori lingkungan ini
adalah bahwa perilaku agresi merupakan reaksi terhadap peristiwa atau stimulasi
yang terjadi di lingkungan.
5. Teori
Frustasi-Agresi Klasik
Teori
yang dikemukakan oleh Dollard dkk. (1939) dan Miller (1941) ini intinya
berpendapat bahwa agresi dipicu oleh frustasi. Frustasi itu sendiri artinya
adalah hambatan terhadap pencapaian suatu tujuan.
6. Teori
Frustasi – Agresi Baru
Dalam
perkembangannya kemudian terjadi beberapa modifikasi terhadap teori Frustasi
Agresi yang klasik. Salah satu modifikasi adalah dari Burnstein & Worchel
(1962) yang membedakan antara frustasi dengan iritasi
7. Teori
belajar Sosial
Teori
lain tentang agresi dalam lingkungan adalah teori belajar sosial. Berbeda dari
teori bawaan dan teori frustasi-agresi yang menekankan faktor-faktor dorongan
dari dalam, teori belajar sosial lebih memperhatikan faktor tarikan dari luar
8. Teori
kongnisi
Kategorisasi
diri seperti yang dikemukakan oleh Kawakami & Dion (1995) dan sudah
diuraikan pada bagian tentang deprivasi relative ini merupakan
penjelasan juga dari teori kognisi. Sebagaimana telah diuraikan pada teori
kognisi yang berintikan pada proses yang terjadi pada kesadaran dalam membuat
penggolongan (kategorisasi), pemberian sifat-sifat (atribusi), penilaian, dan
pembuat keputusan.
A. Bentuk Agresi
Menurut Buss
(dalam Pas) perilaku agresi bisa berupa verbal dan fisik, aktif dan pasif,
langsung dan tidak langsung.Perbedaan antara verbal dan fisik adalah antara
menyakiti secara fisik dan menyerang dengan kata-kata; aktif atau pasif
membedakan antara tindakan yang terlihat dengan kegagalan dalam bertindak;
perilaku agresi langsung berarti melakukan kontak langsung dengan korban yang
diserang, sedangkan perilaku agresi tidak langsung dilakukan tanpa adanya
kontak langsung dengan korban.
Bentuk Agresi
|
Contoh
|
Fisik,
aktif, langsung
|
Menikam,
memukul, atau menembak orang lain
|
Fisik,
aktif, tak langsung
|
Membuat
perangkap untuk orang lain, menyewa seorang pembunuh untuk membunuh.
|
Fisik,
pasif, langsung
|
Secara
fisik mencegah orang lain memperoleh tujuan atau tindakan yang diinginkan
(seperti aksi duduk dalam demonstrasi)
|
Fisik,
pasif, tak langsung
|
Menolak
melakukan tugas-tugas yang seharusnya
|
Verbal,
aktif, langsung
|
Menghina
orang lain
|
Verbal,
aktif, tak langsung
|
Menyebarkan
gossip atau rumor jahat tentang orang lain
|
Verbal,
pasif, langsung
|
Menolak
berbicara kepada orang lain, menolak menjawab pertanyaan, dll
|
Verbal,
pasif, tak langsung
|
Tidak mau
membuat komentar verbal (misal:menolak berbicara ke orang yang menyerang
dirinya bila dia dikritik secara tidak fair)
|
B. Pemecahan Masalah
Kasus Harris dan Klebold merupakan
perilaku agresi yang menjadi salah satu masalah sosial yang cukup serius yang
harus segera dipecahkan.Terdapat beberapa strategi untuk mengendalikan dan
mengurangi perilaku agresi. Strategi-strategi tersebut adalah:
1. Hukuman
Menurut kaum behaviorisme, hukuman dapat
dipakai untuk mengurangi perilaku yang tidak diharapkan, yang dalam hal ini
adalah perilaku agresi. Namun agar dapat efektif mengurangi suatu tingkah laku,
hukuman harus memenuhi tiga syarat: (1) diberikan sesegera mungkin setelah
perilaku yang ingin dikurangi muncul, (2) setimpal dengan perilaku yang muncul,
(3) diberikan setiap kali perilaku yang ingin dikurangi timbul.
2. Katarsis
Katarsismerupakanpelepasan ketegangan dan kecemasan
dengan jalan melampiaskannya dalam dunia nyata. Teori katarsis menyatakan bahwa
pemberian kesempatan kepada individu yang memiliki kecenderungan pemarah untuk
berperilaku keras (dalam aktivitas katarsis), tapi dalam cara yang tidak
merugikan, akan mengurangi tingkat rangsang emosional dan tendensi untuk
melakukan perilaku agresi. Sedikit bertentangan dengan teori katarsis, Baron
dan Byrne (dalam Hanurawan, 2004) menyatakan bahwa katarsis bukanlah merupakan
instrumen yang efektif untuk mengurangi agresi yang bersifat terbuka.
Penelitian Robert Arms dan kawan-kawan melaporkan bahwa penonton sepak bola
gaya Amerika, gulat, dan hoki ternyata malah semakin menunjukkan sifat
kekerasan setelah menonton pertandingan olah raga itu dibanding sebelum
menonton.
Pada konteks katarsis itu, partisipasi
individu dalam aktivitas katarsis non agresi ternyata hanya memiliki pengaruh
yang bersifat sementara terhadap rangsang emosional dan tendensi berperilaku
agresi dalam dirinya. Setelah melewati jangka waktu tertentu, rangsang dan
tendensi itu kemudian akan muncul kembali apabila individu itu bertemu atau
berpikir tentang orang yang sebelumnya menyebabkan dirinya marah.
3. Pengenalan
Terhadap Model Non Agresif
Menurut
teori belajar sosial Albert Bandura, pengenalan terhadap model non agresif dapat
mengurangi dan mengendalikan perilaku agresi individu. Dalam penelitian Baron
pada tahun 1972 (dalam Hanurawan, 2004) dan penelitian Donnerstein dan
Donnerstein pada tahun 1976 (dalam Hanurawan, 2004) ditemukan bahwa individu
yang mengamati perilaku model non agresif menunjukkan tingkat agresi yang lebih
rendah daripada individu yang tidak mengamati perilaku model non agresif.
4. Pelatihan
Ketrampilan Sosial
Pelatihan ketrampilan sosial dapat mengurangi
timbulnya perilaku agresi. Pelatihan ketrampilan ini dimaksudkan untuk
mengurangi frustrasi yang timbul akibat ketidakmampuan dalam mengekspresikan
dan mengomunikasikan keinginan kepada orang lain, gaya bicara yang kaku, dan
kurang sensitif terhadap simbol-simbol emosional orang lain.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Agresi
adalah tingkah laku individu ang di tunjukan untuk melukai atau mencelakakan
individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut
b. Dengan
agresi sebagai emosi yang bisa mengarah kepada tindakan-tindakan agresif,
berkowitz membedakan agresi dalam dua macam, yakni agresi instruresi di bagi
dalam mental dan agresi benci.
c. Teori-teori
tentang agresi di bagi dalam dua kategori utama yaitu teori-teori yang
berpandangan bahwa agresi bersifat naluriah atau merupakan kodrat bawaan manusia.
d. Mengendalikan
emosi itu penting. Hal ini didasarkan atas kenyataan bahwa emosi mempunyai kemampuan
untuk mengomunikasikan diri kepada orang lain.
e. Pada
dasarnya, emosi bukan sekedar suatu reaksi umum, namun merupakan reaksi
spesifik pula.
f. Fenomena
peningkatan tingkah laku delinkuen sebagai akibat perang pada masyarakat.
g. Manusia
bersifat damai hanya terdapat manusia lain dalam kelompok kecinya saja,
misalnya terhadap sesama anggota clan. Sebaliknya manusia memusuhi orang-orang
dari luar kelompoknya dan ingin menghancurkan mereka untuk mempertahankan
eksistensi kelompoknya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Psikologi umum, Drs.alex sobur, M.Si,
Pustaka setia bandung, 2003.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Moyer, KE. 1968. Kinds of aggression and their
physiological basis. Communications in Behavioral Biology2A:65-87.